Mengembalikan jati diri bangsa pasca peledakan bom di Hotel Marriott - Ritz Carlton tidaklah mudah, tetapi bukan berarti tidak bisa mengembalikan jati diri bangsa Indonesia tercinta. Memang ini adalah bom yang kesekian kali terjadi dan lagi-lagi jati diri bangsa Indonesia hancur karena terjadi di hotel yang dikenal memiliki pengamanan yang super ketat. Benar-benar meremukkan jati diri bangsa Indonesia. Jika di hotel dengan pengamanan super saja masih tidak aman, lalu dimana lagi tempat yang aman.

Namun, benarkah Indonesia tidak aman? Bukankah bom hanya terjadi di Marriott dan Ritz Carlton? Terkadang orang lain hanya melihat titik kecil hitam yang terletak diatas kertas putih nan bersih. Inilah saatnya kita harus mengangkat kembali nama Indonesia dimata dunia dengan mengembalikan jati diri bangsa. Agar Indonesia kembali menjadi bangsa yang aman, tentram, berbhineka tunggal ika dan menjaga kuat NKRI.


Berbicara tentang titik di atas kertas, saya pernah memberikan pelatihan di lembaga kecil yang saya dirikan dan searang sudah ada 12 pemuda pemudi mandiri. Pemuda pemudi ini adalah para pejuang, walaupun mereka berasal dari keluarga kurang mampu, namun semangat untuk belajar dan bersekolah sangat tinggi. Hebatnya lagi mereka mampu membiayai pendidikannya sendiri (baca: bukan meminta bantuan kepada orang lain) tanpa membebani keluarga khususnya orang tua. Pemuda pemudi yang memiliki jati diri. Beberapa bulan terakhir saya menyebut mereka sebagai kelompok Laskar Mandiri (terinspirasi dari Laskar Pelangi).


Salah satu materi pelatihan yang saya berikan untuk Laskar Mandiri adalah tentang 'Melihat Sisi Cerah'. Semoga para Laskar Mandiri ini dapat mengembalikan jati diri bangsa atau minimal ada usaha untuk mengembalikan jati diri bangsa.


Sebagai simulasi pelatihan saya memberikan selembar kertas putih polos ke peserta pelatihan. Saya sengaja membuat titik kecil di tengah-tengah kertas, sangat kecil. Kemudian kertas tersebut diedarkan ke peserta pelatihan, saya meminta mereka untuk memperhatikan kertas tersebut dan memikirkan apa yang sudah mereka lihat, demikian sampai semua peserta melihat dan memperhatikan dengan seksama dan memikirkan apa yang baru saja mereka lihat.


Sebelumnya saya sudah menuliskan prediksi pada sebuah kertas lalu saya lipat rapi, kemudian prediksi tersebut saya serahkan ke salah seorang peserta pelatihan hipnotis untuk menjaga betul-betul prediksi saya itu, agar tidak ada satu orang pun termasuk saya sendiri dapat mengubah prediksi sederhana yang sudah saya tulis. Tentu saja saya tidak sedang menyaingi Deddy Corbuzier atau bukan berarti saya adalah Deddy Corbuzier yang dapat memprediksikan hasil pemilu versi quick count sebuah lembaga survei. Juga bukan berarti saya Denny Darco yang dapat membaca pikiran orang lain. Bukan, kita tak perlu ilmu mistis untuk memprediksikan kebenaran umum. Seandainya saja saya Rommy Rafael, tak perlu saya menggunakan ilmu hipnotis untuk mempengaruhi pikiran orang lain atau untuk memfokuskan pikiran seseorang agar mengucapkan kalimat atau kata sesuai dengan yang kita inginkan.


Karena untuk hal yang bersifat kebenaran umum (general truth) seperti ini kita dapat melakukan prediksi dengan mudah. Kembali ke laptop. Saya kemudian menanyakan ke peserta pelatihan, tentang apa yang baru saja mereka lihat. Mereka harus menjawab dengan dua kata. Dan seperti prediksi saya semua peserta menjawab, "TITIK HITAM". Saya lalu meminta peserta yang menjaga kertas prediksi tadi untuk membukanya dan membacakannya dengan keras. Prediksi saya tak meleset, saya tidak membaca pikiran mereka, tapi saya memprediksikan kebenaran yang bersifat umum.



Mohon maaf kalau saya ngelantur, biar tidak terlalu serius mukanya :).

Tapi bukan masalah Joe Sandy atau para peserta acara TV yang sekarang sedang in, yakni The Master, tapi kesimpulan atau benang merah dari pelatihan sederhana yang saya berikan untuk para Laskar Mandiri. Saya mengembalikan ke peserta untuk mengambil kesimpulan. Beragam kesimpulan yang mereka sampaikan setelah saya memberikan sedikit argumen tentang pelatihan titik hitam diatas kertas putih polos.


Ada peserta yang menyimpulkan bahwa manusia cenderung melihat keburukan orang lain, padahal keburukan orang tersebut jika dibandingkan dengan kebaikannya, rasionya sangat kecil. Ada juga peserta lain yang mengatakan manusia lebih sering fokus ke permasalahan dari pada melihat peluang yang sebenarnya jauh lebih besar jika dibandingkan dengan masalah yang dilihatnya. Ada yang mengatakan sekecil apapun kesalahan kita akan terlihat oleh orang lain, jadi kita harus benar-benar hati-hati dalam melangkah agar tidak melakukan kesalahan yang fatal. Ada yang menyimpulkan kita harus memperhatikan hal-hal kecil dalam berkarya, bukan hanya memperhatikan hal yang luas, karena sebenarnya hal kecil itulah yang justru sering menjadi perhatian. Ada yang menyimpulkan kaum minoritas justru lebih terlihat dari pada kaum mayoritas.


Yah, beragam kesimpulan yang mereka sampaikan. Memang itu yang saya harapkan, saya meminta agar kesimpulan yang disampaikan harus berbeda agar masing-masing memiliki jati diri bukan menumpang pada jati diri orang lain, kreatif, tidak sekedar menjiplak pendapat orang lain. Namun ada satu pesan yang ingin saya sampaikan melalui pelatihan itu, yakni kita harus Melihat Sisi Terang dari sebuah peristiwa.


Terkait dengan letusan bom di Hotel JW Marriot dan Hotel Ritz Carlton, tentu saja itu merupakan titik hitam dalam sejarah Indonesia. Dan titik kecil itu sekarang sedang menjadi pusat perhatian dunia melalui berbagai media. Ada yang mengutuk, ada yang tertawa, ada yang menunggangi, ada yang menebar fitnah, ada yang ingkar, ada yang masa bodo, ada yang mensukuri, ada yang menangis, ada yang menangis, ada yang menangis, ada yang sedih, ada yang pasrah, ada yang trauma, ada yang mati, ada yang luka, ada yang menyumbang, ada yang mencuri, ada yang panen.


Lalu bagaimana agar titik hitam ini terhapus? Tidak bisa, karena titik tersebut dicetak dengan tinta permanen yang kualitasnya beribu-ribu kali dari kualitas tinta pemilu. Kita tidak bisa lagi mengembalikan kertas bertitik menjadi bersih kembali. Yang bisa dilakukan adalah mengalihkan perhatian dunia dari titik hitam tersebut ke bidang yang lebih cerah. Mengalihkan perhatian dunia dari titik hitam ke bidang yang lebih indah. Iya, tapi bagaimana caranya?? Apa yang cerah yang harus disampaikan?? Apa yang indah yang harus di blow up?? Silahkan berasumsi, silahkan berkreasi, silahkan berprestasi, silahkan beropini untuk negeri ini dengan mengikuti kontes Mengembalikan Jati Diri Bangsa, berhadian 27,5 juta. Daftar kontes di BeritaJitu.com. Kalau tidak mau ikutan, ya silahkan baca gerhana matahari yang konon akan terjadi hari ini di Bangkok.


Matur nuwun buat Genial Butuh Somay atas awardnya. Genial ini selain jago photoshop tulisannya makin hari makin juga indah buat dibaca.

Award Geni


















Cetak Halaman Ini