Membaca tulisan Ratna Megawangi yang berjudul Mendidik Manusia atau Anjing, tergelitik juga saya untuk menulis dan mengiyakan pesan yang disampaikan Ratna Megawangi. Saya membandingkan tulisan Ratna Megawangi dengan apa yang saya lakukan, dan juga membandingkannya dengan tetangga sekitar dalam mendidik anak-anak mereka. Mendidik anjing hanya cukup dengan drilling dan looping, maka dalam beberapa bulan anjing sudah bisa melakukan sesuai dengan yang kita inginkan seperti melompati gawang, bersalaman, mengambil bola, dan seterusnya.
Kita sebagai orang tua juga bisa mendidik anak kita dengan konsep mendidik anjing seperti di atas yakni dengan metode drilling, tetapi itu hanya akan mematikan kreativitas anak-anak kita. Atau kita sebagai guru pun sebenarnya bisa mendidik siswa dengan cara ini, tetapi sekali lagi itu hanya akan memutuskan tali kreativitas mereka. Seperti yang pernah saya ceritakan sebelumnya tentang pelatihan, ketika saya meminta peserta pelatihan untuk menggambar pemandangan, dan semua menghasilkan gambar yang serupa yakni gunung di atasnya ada matahari, ada jalan yang menusuk gunung dan sebagainya.
Bukan berarti metode drilling itu tidak berguna, tapi menurut saya metode drilling hanya cocok untuk mengajarkan etika dan etiket, toleransi, serta hal lain yang berkaitan dengan norma dan kehidupan sosial. Misalnya mengajarkan berterima kasih dan lain sebagainya. Tapi menyuruh anak untuk menghafal mata pelajaran, itu sama saja dengan melatih anjing (Albert Einstein).
Jika dikaitkan dengan metode ESQnya Ary Ginanjar Agustian, cerdas saja tidak cukup, tetapi aspek lain seperti sosial, emosi, motorik, spiritual, dan kreativitas juga harus berkembang dengan seimbang. Manusia yang hanya memiliki kecerdasan saja, akan berkarakter egois, licik, picik dan cenderung menggunakan kecerdasannya untuk hal yang merugikan orang lain. Setidaknya itu yang saya amati dilingkungan saya. Jika saya melihat sedikit keluar, orang-orang yang cerdas saja, hanya akan memenjarakan 'Prita', pengacara yang 'cerdas saja', akan membolakbalikkan fakta untuk membela clientnya yang koruptor, pejabat yang 'cerdas saja', akan menggunakan kuasanya untuk bertindak sewenang-wenang. Negara yang 'cerdas saja' hanya akan menindas negara lain baik secara terang-terangan maupun melalui aling-aling kemanusiaan.
Cetak Halaman Ini
Mesin Pencari
Program ramalan gratis tentang Cinta, Karir dan Keberuntungan di blog ini sudah di tutup.
Mendidik Manusia Atau Anjing
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
SMS Gateway is a program to manipulate SMS from your customer. It can be auto reply, scheduled broadcast and unscheduled broadcast. SMS gateway accelerating process incoming and outgoing information in your business and increase customer satisfaction. Your business need SMS Gateway program? Phone : 0815 100 932 90 Email : anaprivatku@gmail.com
25 comments:
wah bingung jadinya kang...cerdas ato pintar ya...ato kedua-duanya...namun terkadang kedua-duanya kalah sama kang Bejo...he..he...
judulnya menohok mata saya huehue
wah pada intinya sih kang... menjadi orangtua untuk mendidik anak supaya cerdas.. secara spiritual dan intelegensia (nulisnya bener gag yaa) sangat sulit... tapi bukan hal yg tidak mungkin..ia khannn?
ya lihat keadaan, lebih pantas mana manusia atau anjing yang didik.
Asli... judulnya sangat menohok rusuk dan rahang pola pendidikan kita..... ihihihi.. rasakno keee..
assalamualaikum..
ngeri banget. Pemusnahan kreatifitas yang tidak kita sadari. bener-bener menohok.
salam
Bang,mohon maaf, kayaknya Whienda perlu kejelasan lebih lanjut.Setahu Whienda (yang sangat terbatas ini) metode drilling bukan untuk melatih kecerdasan pikir. Drilling justru metode yang paling sesuai dengan karakteristik subconscious-mind, yang berperan penting bagi EQ dan SQ,(contohnya: Dikir). Apakah maksud Abang begini: tidak semua metode cocok untuk semua aspek pengembangan? Menurut Hallam, penemu kecerdasan majemuk, jenis kecerdasan itu banyak sekali, ya Bang? Sungkem, Bang!
@whienda : Yup, persis, seperti yang saya tulis juga Whien, Drilling hanya cocok untuk hal-hal yang berkaitan dengan Etika, Norma (termasuk didalamnya norma agama yang sangat erat kaitannya dengan EQ dan SQ).
ya yg seimbang aja... cerdas emosi dan cerdas otaknya juga.. lha kalo cuma sekedar pinter ya nanti minteri, kalo cuma sekedar baik ya nanti dipinteri orang
wah setuju banget tuh.. seseorang pernah bilang.. negara ini membutuhkan tidak hanya orang cerdas tapi juga jujur dan bermartabat........
wakh kalo aku ngajarin anak mah gampang...gag usah terlalu banyak di kekang bebaskan dia mencari dirinya, dan kalo dah gede gag usah pinter pinter amat... yang penting kreatif...soalnya orang pinter gag mungkin kreatif, tetapi orang kreatif pasti pinter...hehehehe salah gag yah...hmmmm nyambung gag yah om
tanpa esq, makin cerdas makin kejam :(
postingan yang mencerahkan, intinya selain cerdas akal juga harus cerdas mental, sosial danhati nurani ya...
Hemm bener kang, secara gak sadar, kita mewarisi pola pendidikan yang diturunkan turun temurun. Sehingga kita menjadi bangsa yang kurang kreatif. Kalau kita perhatikan, dalam hal teknologi kita lebih sebagai user/pengguna daripada sebagai pengembang atau penemu/pencipta.
lha udah dari kecil diajari begitchu, jadi susah buat ngerubahnya. tapi tetep ndak ada yang tidak mungkin
keren nih..... top free email
ok..... free email sign up
ok bro.....drumstick
yep nih..... alat hemat bbm
keren nih..... long fin fish
oke.....free list b2b company
Mendidik anak jangan disamakan dengan mendidik binatang
bingung jadinya kang..
Koleksi Gambar Unik | Kumpulan Foto Aneh | Video Unik 2011
bagus infonya,,,
ciiiip ciiip ciiip
Post a Comment
Terima kasih telah meninggalkan komentar. Secepatnya akan saya balas komentar Anda. Salam hangat.