Malang nian nasib para TKI, mereka harus 'rela' disiksa, disiram air panas, disilet, dipukul, diperkosa, ditiduri,dibunuh, dihamili, disetrika. Nasib Siti Hajar yang selama 2 tahun menderita lahir dan bathin oleh tindakan majikannya. Siti Hajar adalah satu dari ratusan TKI yang mendapat penyiksaan serta perlakuan yang membuatnya menderita. Padahal mereka memberi sumbangsih yang besar dalam pemasukan negara. 120 triliun, angka yang sangat besar. 10% dari APBN. Mereka punya jasa yang besar. Tapi, siapa yang mau membela orang kecil seperti Siti Hajar. Kemanakah pengacara yang membela kebenaran?
Kemana para pengacara kita yang punya hati? Padahal tanpa divisum sudah jelas luka yang menganga ditubuhnya, terlihat jelas daging yang memerah akibat kulit yang terkelupas karena disetrika, terlihat jelas wajah yang memar akibat dipukuli, terlihat jelas punggung yang belang, terlihat jelas mereka berkeliaran di Kalimantan menjadi tak waras akibat mental yang tertindas, terlihat jelas perut yang bunting akibat diperkosa, terlihat jelas video penyiksaan TKI, terlihat jelas kaki yang patah akibat mencoba menghindari penyiksaan yang lebih parah dari majikan. Kemanakah para pengacara yang suka membela yang lemah?
Saya tidak sedang iri dengan Manohara. Tapi apa yang dialami Manohara tidak separah penyiksaan yang dialami para pahlawan devisa negara. Tapi ketika kasus Manohara mencuat puluhan pengacara terkenal langsung berebut berusaha membantu Manohara dengan suka rela, tentu saja itu tidak salah. Tapi hal ini tidak dilakukan pada Siti Hajar dan kawan-kawan. Berbagai Lembaga Swadaya Masyarakat dengan bangga membelanya, tentu saja itu tidak salah. Tapi itu tidak terjadi pada Siti Hajar dan kawan-kawan. Apakah yang membedakan perlakuan terhadap Siti Hajar dan Manohara?
Kenapa begitu banyak pihak yang ingin membantu Manohara, tetapi tidak banyak yang ingin membantu Siti Hajar?
Cetak Halaman Ini
Cupu Kyai Panjala 2024
4 weeks ago
9 comments:
Perbedaannya besar. Manohara pergi ke Malaysia karena menikah dan dia berpendidikan. TKI pergi ke Malaysia karena kepingin uang dan pendidikannya rendah. LSM malas membela yang haus uang dan kurang sekolah begitu.
intinya... indonesia mempunyai sistem kasta
ada yang bertanggung jawab seharusnya, kadang udah bosen juga mendengarnya, ato saya juga sudah terbiasa dengan kabar seperti itu ya, jadinya malah nggak terlalu ngrespon, dengan kata lain sudah stuck atau not responding... wakaka...
Kapan Indonesia Majuuuuuuu udah lah jangan berangkat Jadi TKI, tapi kalo gak jadi TKI trus berangkat Jadi Apa ya ???? susah juga ik, buah simalakama
Ane lebih ngeliat kearah popularitasnya. pengacara kl mbela mano secara ga langsung namanya bakal nanjak dengan cepat. tapi kl mbela tki? ya gitu deh :p. jarang ada orang yg mau mbantu 100% sukarela apalagi untuk hal besar mas.
Pendapat Anak Hilang bener juga ya ???? Tapi apakah kita sudah tidak punya orang baikkkkkkkk ??????
wah kalo manohara ntuh kayaknya basiclynya mungkin bisnis juga yah kang
kalo manohara plus para pengacaranya sih kayaknya tidak lebih hanya sekedar mencari popularitas..betul yang jadi pertanyaan mas seno...kemana aja mereka (para pengacara) ketika para TKI tersiksa...apakah mereka juga sukarela membantu......
seperti itulah kehidupan di negeri kita mas...yang punya uang aja yang dibela...orang miskin dibela????mana mau!!!!!!!!!1
Post a Comment
Terima kasih telah meninggalkan komentar. Secepatnya akan saya balas komentar Anda. Salam hangat.