Perairan Ambalat kembali memanas beberapa hari terakhir ini. Memanasnya Ambalat dipicu oleh Kapal perang Malaysia terlihat mondar-mandir bukan hanya di perbatasan Indonesia - Malaysia tapi bahkan memasuki wilayah Indonesia. Bahkan sempat 4 orang nelayan Indonesia dianiaya oleh angkatan laut Malaysia. Malaysia nampaknya akan kembali mencoba merebut Pulau Ambalat setelah pada pemerintahan Megawati dua Pulau Indonesia lepas yakni Pulau Ligitan dan Pulau Sipadan yang sekarang bukan lagi merupakan bagian dari NKRI. Sengketa Ambalat terus memanas karena setiap kali melihat kapal patroli Indonesia, kapal perang Malaysia kabur. Jika mereka bermaksud baik, kenapa harus kabur?
Belum kering air mata ibu pertiwi atas luka karena anggota tubuhnya yang dilepas paksa, Ligitan dan Sipadan. Kini, Malaysia kembali mengorek-ngorek luka yang belum kering untuk mencoba mengangkat bagian tubuh lain yang jelas-jelas bukan miliknya, Blok Ambalat. Sumpah Palapa yang Gadjah Mada ikrarkan untuk menyatukan Nusantara seolah menjadi sumpah serapah. Cita-cita Soekarno yang menginginkan wilayah Indonesia berbentuk persegi panjang hanya tinggal mimpi.
Untuk menjaga Ambalat dari Malaysia, TNI saat ini sudah mengerahkan tujuh buah kapal perang TNI AL untuk menghadapi kemungkinan terburuk di perairan Ambalat. Jika perbedaan persepsi antara Malaysia dan Indonesia tentang batas wilayah dibawa ke Mahkamah Internasional saya tidak yakin Ambalat akan tetap bersama NKRI. Dalam beberapa kasus internasional kita terkenal lemah dalam hal diplomasi. Kasus lepasnya Ligitan dan Sipadan dari NKRI dan jatuh ke Malaysia benar-benar telah mencoreng muka Indonesia di mata internasional. Bagaimana tidak, Indonesia negara luas dengan berbagai potensinya tak mampu mempertahankan kedaulatannya atas Ligitan dan Sipadan dari Malaysia, negara kecil yang pernah berguru pada Indonesia. Ini salah satu contoh lemahnya diplomasi Indonesia. Beberapa kasus lain yang juga mengindikasikan hal serupa adalah kasus kematian David yang sampai saat ini belum menemui titik terang, serta kasus penyiksaan Manohara, kasus penyiksaan terhadap TKI dan masih banyak lagi.
Isu Ambalat semakin runyam karena Malaysia bahkan menawarkan warga Indonesia yang berada diperbatasan untuk menjadi Askar Wataniah. Semoga tidak ada warga Indonesia yang tergiur dengan iming-iming Malaysia. NKRI adalah harga mati. Kedaulatan NKRI harus diperjuangkan sampai titik darah penghabisan.
Image Source : http://www.dprd-papuabaratprov.go.id/index.php?pageID=berita&action=detail&rowID=36
Cetak Halaman Ini
Cupu Kyai Panjala 2024
4 weeks ago
14 comments:
kasus ambalat bukan hanya indikator lemahnya diplomasi LN RI namun juga rapuhnya militer indonesia.
Jika militer kita kuat mana berani malaysia main caplok wilayah kita, ya ga?
untung saya ndak buka website berita - berita amburadul yang sering simpang siur...hihihi
mending mbaca postingan kang seno aja...lebih terangkum ;)
@Rendy Blog Heboh : Dari kemarin komentarnya sama :P
@TriMatra : bener juga sih, TNI Indonesia kurang garang kali ya?
@kang Nara : cuma nulis opini pribadi aja kang he.h.e.. bukan berita, soalnya saya kan g meliput he..he...
setubuh dengan bli Nara..... uptodate dah pokoknya,....
Ambalat atau manapun dari negeri ini jangan biarkan lepas lagi.... NKRI adalah harga mati... atau mau bangsa ini terjajah lagi???
MERDEKA
Menurut seorang pengamat, yg mereka lakukan sekarang adalah sengaja memancing keributan, agar segera bisa dibawa ke perundingan internasional
Seno said...
@Rendy Blog Heboh : Dari kemarin komentarnya sama :P
wkakakakakakak
satu alasan kok mas kenapa direbutin. MINYAK. sumber minyak.
semuga kali ini diplomasi kita kuat. ngeyel lah pokoknya. jangan langsung perang tanpa perhitungan (konyol). itung itungan kasar kalo emg perang, kita menang di jumlah personel, tapi kalau soal persenjataan, haduuh meleduk duluan kapal kita ntar. belum lagi soal sekutu, wehehehe malaysia bisa ngajak inggris, lah kita?
pikirkan lgi dampak perang yg berkepanjangan, berkacalah pada negara korban perang.
pokoknya perjuangkan di meja diplomasi sampe titik keringat penghabisan.
wah kalo Ambalat, harga mati jangan sampe lepas deh..
Tapi ngga bisa lah kita berburu-buru mendeklarasikan perang, kita masih punya organisasi regional ASEAN yang cukup kuat, lagipula SBY juga udah bilang ke PM Malaysia untuk melanjutkan perundingan masalah Ambalat. Kalo buru-buru memutuskan perang itu sama saja kita terprovokasi dengan pemberitaan media selalau bombastis. Perang itu ngga mudah..banyak hal yang di korbankan, mendingan kita pake soft policy aja ketimbang hard policy.
Lagipula dengan menggandalkan soft policy juga bukan berarti kita lemah militernya.
emang kita siap ya...
sepertinya hanya untuk nutupin gosip lain aja nih, kok malah ciruga ya sayanya... asyem...
subhanallah...
semoga mereka warga diperbatasan diberikan keteguhan untuk tetap berpegang pada kesatuan NKRI tanpa tergiur oleh iming-iming, termasuk iming2 Askar Wastania. Eh mas Askar Wataniyah apaan ce?
singkat saja ya bos,,, mengingat apa yang beberapa tahun belakangan ini (apalagi setelah Indonesia dihantam berbagai macam krisis), Malaysia sepertinya kok tega banget ya, mengganggu negara tetangganya yang notabene menurut sejarah adalah negara yang serumpun dengan Indonesia?
berangkat dari itu, saya sekarang malah jadi bingung dan bertanya-tanya... apakah benar Malaysia dan Indonesia itu adalah negara serumpun?
terlalu cepet kalo perang kang...ngrasain tinggal di daerah perang aja ngga enaknya kaya gini, paska perang itu pasti tidak mudah situasinya...
kita tentu berharap banyak pada diplomasi kita, tuntasnya kasus GAM adalah bentuk kesuksesan diplomasi kita.
wah bahaya kalao sampai warga sana menerima tawaran jadi AW. bisa jadi musuh untuk negara sendiri
kayaknya kang memang kudu diberi pelajaran ntun malay...biar tau rasa
mbok ya biarin aja...kasih aja lah ambalatnya... kalo bener2 perang kan negara yang membela malaysia lebih banyak...lagian kita mau ngelawan pake apa orang pesawat ama helikopter pada jatoh semua....
salam dari kelurahan paling tertinggal se-kabupaten blogspot.
Post a Comment
Terima kasih telah meninggalkan komentar. Secepatnya akan saya balas komentar Anda. Salam hangat.