Mengenang kisah seoarang sahabat menjelang pernikahannya, 2 setengah tahun yang lalu. Achmad Solihin, membeli sepeda baru bukan karena ia tak mempunyai kendaraan lain, tapi ia ingin ikut berpartisipasi dalam program Bike To Work. Dia mengayuh sepedanya menuju rumahku yang berjarak kira-kira 30 km dari tempat saya tinggal, ia ingin menjemput calon istrinya kebetulan tinggal serumah sama saya. Sesampainya di rumah, langsung dia menghabiskan beberapa gelas air untuk menggantikan cairan yang keluar dari tubuhnya. Setelah kurang lebih satu jam ngobrol panjang lebar, sahabatku membonceng calon istrinya menuju mall untuk berbelanja kebutuhan persiapan pernikahan mereka.
Di suatu jalan yang agak menanjak sahabat saya ini yang memboncengkan calon istrinya, terlihat terengah-engah. Seorang ibu dipinggir jalan bilang, "Kamu ini mbok turun, kasihan itu yang nggenjot udah kecapean, apa ga kasihan. Cewek macam apa itu!". Akhirnya mereka turun. Jalan masih agak menanjak, tapi tidak setajam jalan sebelumnya. Ada seorang bapak-bapak lagi yang juga ikut berkomentar. "Sepedanya bocor Mas?", sahabat saya menjawab, "Enggak Pak". Lalu bapak itu melanjutkan, "Buat apa bawa sepeda kok ga dinaikkin?". Akhirnya sahabat saya ini kembali mengendarai sepedanya. Setibanya dijalan yang datar, cewek sahabat saya menawarkan diri untuk gantian di depan. Akhirnya sahabat saya mengiyakan, sekarang calon istri sahabat saya ini yang ngontel sepeda, dan sahabat saya yang membonceng dibelakang. Ada lagi orang yang komentar, "Mas..mas, cowok kok mbonceng, apa ga kasihan sama ceweknya, cowok macam apa itu!" Begitulah, apapun posisi mereka bersepeda selalu mendapat komentar dari orang yang ada dipinggir jalan. Padahal mereka melakukan semuanya itu tanpa beban, enjoy, dan indah-indah saja. Tapi persepsi orang yang melihatnya berbeda-beda.
Cetak Halaman Ini
14 Comments
hueheuheue, cuek aja dweh
ReplyDeletesepertinya sering mendengar cerita seperti ini dari kisah2 teladan. tapi yang dinaiki keledai, buakn sepeda.
ReplyDeleteya namanya juga manusia mas, semua persepsi pastilah engga sama. yang menurut kita baik, belum tentu baik dimata orang. perbedan itu indah..
bener ntuh kang
ReplyDeletePokoknya romantis abis dah...
ReplyDeleteKisah nyata ya mas?
ReplyDeleteKok serba salah ya mereka.
Persepsi mah tergantung masing-masing orang...
ReplyDeleteSubyektif banget kang..hehehe.
Ibaratnya kumpulan orang buta di suruh megang gajah...hahahah pasti jawabannya lain-lain.
wah cobaannya banyak banget hehe...
ReplyDeletemenurut saya :persepsi itu HAM, jadi terserah orang aja, kenapa kita mesti repot?
ReplyDeletesetuju?
Penilaian baik dan buruk manusia adalah relatif ya kang?
ReplyDeletepersepsi orang boleh beda, yang penting kita enjoy aja...
ReplyDeleteBy de way sory juga mz, gara2 nama kita sama, temen2 blogger jadi salah persepsi juga. Biar cuma nama inisial, tapi aku ga jiplak lho... :)
heheheh...masuk kiri keluar kanannn!!!!!!!
ReplyDeletetergantung dari sisi mana orang yang melihatnya ya bos?
ReplyDeletekayak cerita tentang keledai anak dan bapak... kreatip mas
ReplyDeleteemang kadang orang melihat dari satu sudut pandang aja kang,...coba tanya sama orang buta? hm, pasti jawabany lain2 tentang gaja hehee
ReplyDeleteTerima kasih telah meninggalkan komentar. Secepatnya akan saya balas komentar Anda. Salam hangat.