Polling Susilo Bambang Yudhoyono Meraih Suara Tertinggi

Hari ini polling untuk memilih calon presiden 2009 sudah ditutup. Melalui polling capres Indonesia 2009 yang saya pasang di blog ini, 70% respondens memilih Susilo Bambang Yudhoyono. Berikut ini data lengkap hasil polling capres 2009.

Siapakah Calon Presiden yang paling Anda sukai?

No.	Pilihan	Jml Pemilih	Persentase
1.	Susilo Bambang Yudhoyono	181	70%
2.	Yusuf Kalla	12	4%
3.	Prabowo	20	7%
4.	Megawati	15	5%
5.	Bukan keempatnya	29	11%

Ini dia gambar hasil polling-nya.

Dari 257 responden SBY menempati urutan pertama dengan perolehan suara 181, 15 orang tidak memilih keempat pilihan yang diberikan, Prabowo memperoleh suara 20, dan perolehan suara Megawati hanya 15 dan yang paling sedikit memperoleh suara pada polling ini adalah Moh. Yusuf Kalla dengan perolehan 12 orang.

Tentu hasil ini tidaklah merepresentasikan pendapat seluruh rakyat Indonesia, tapi secara naif saya menyimpulkan Susilo Bambang Yudhoyono masih menempati sebagian besar rakyat Indonesia (terutama responden polling ini :)), SBY yang terkesan ragu-ragu dalam menentukan keputusan sebenarnya adalah sosok yang tegas dan pemberani. Beberapa kali dalam rapat, SBY menegur / marah pada peserta rapat yang tertidur. Aksi ini semakin mendapat simpatik rakyat. Walaupun menurut beberapa pengamat, SBY hanya menjadikan Yusuf Kalla (JK) hanya sebagai bumper. Pada saat harga minyak naik, SBY menyuruh Yusuf Kalla yang mengumumkan namun pada saat harga minyak turun, SBY yang mengumumkan sendiri. Menurut saya harga minyak turun, bukan karena kinerja keduanya, tapi karena memang harga minyak dunia turun, sudah selayaknya harga minyak nasional juga turun. Hingga kini, kharisma SBY belum ada yang menandingi dari calon-calon yang lain.

Sementara sisanya tidak memilih keempat pilihan yang saya cantumkan. Mereka punya calon lain, mungkin saja mereka memilih Wiranto, Hidayat Nur Wahid, Abdul Rahman Wahid, Sri Sultan Hamengkubuwono, Amin Rais, Rizal Ramli, Deddy Mizwar atau dari kalangan profesional atau bahkan golput.

Prabowo menempati posisi ketiga dalam polling ini. Partai Gerindra (Gerakan Indonesia Raya), partai baru yang diusung Prabowo saya nilai berhasil. Partai yang dikenal mempunyai banyak dana ini memasang iklan besar-besaran melalui media elektronik dan media cetak. Iklan memang salah satu media kampanye efektif, tapi tentu saja banyak budget yang mesti dikeluarkan. Sebagian berpikir bahwa memilih Prabowo ibarat membeli kucing dalam karung, belum tahu kinerjanya.

Megawati ternyata menempati posisi kedua dari bawah. Kasus lepasnya dua pulau dari NKRI selama kepemimpinan Megawati tahun 2002 - 2004 sepertinya menurunkan popularitas Megawati. Kasus Ambalat, Pulau Sipadan dan Ligitan merupakan bukti bahwa Megawati tidak dapat mempertahankan NKRI. Termasuk hilangnya dua pulau karena pasirnya di keruk ke Singapura untuk memperluas wilayah Singapura, terjadi pada masa pemerintahan Megawati. Hubungan dengan Mega - SBY juga tidak membaik semenjak SBY mengundurkan diri dari kabinet gotong royong yang dipimpin Mega. SBY beberapa kali menyatakan terbuka untuk menerima Megawati untuk berkomunikasi politik dan menyelesaikan masalah antara mereka, namun hingga kini Mega masih enggan untuk bertemu dengan SBY. Sebagian juga masih beralasan gender. Mbok iyao berdamai.

Yusuf Kalla yang saat ini berkualisi dengan Wiranto dari partai Hanura (Hati Nurani Rakyat), dan hari ini (Minggu, 10 Mei 2009)Jusuf Kalla dan Wiranto melakukan deklarasi terbuka di tugu proklamasi, menempati posisi juru kunci dalam polling ini. Perpecahan internal partai golkar dan renggangnya hubungan JK dengan SBY semakin menurunkan popularitas capres dari partai berlambang beringin ini. Memimpin partai saja pecah, apalagi memimpin bangsa? Itu pendapat salah satu teman saya. Pernyataan-pernyataannya usai gagal berkualisi dengan partai Demokrat, semakin mengurangi simpati rakyat. Mbok iyao berdamai.

Terlepas dari hasil polling di atas, siapapun yang kelak memenangkan pemilihan presiden 2009 haruslah mampu membawa aspirasi rakyat, dan tidak mementingkan kepentingan individu dan golongan/partai. Saya malah berpikir, seandainya saja semua orang yang sudah menempati posisi di pemerintahan, harus dilepas dari partai, saya yakin kinerja pemerintahan akan lebih bagus.

Coba lihat pada rapat paripurna DPR kemarin, hanya segelintir anggota DPR yang datang, itupun sebagian hanya tanda tangan, ambil ampop lalu keluar, sisanya entah kemana. Rapat pimpinan hari Rabu, 22 April 2009 JK juga tidak tidak hadir. Padahal semua pejabat tinggi setingkat menteri datang. Kemanakah JK? Harusnya kepentingan politik tidak diutamakan, tapi kepentingan rakyatlah yang diutamakan.

Cetak Halaman Ini