Setiap tahun tepatnya beberapa hari sebelum hari lebaran, saya pasti ikut meramaikan sesaknya jalan pantura untuk bertemu dengan orang tua dan keluarga di Purbalingga. Tradisi ini bukan hanya dilakukan oleh saya, tapi oleh hampir semua perantau. Tradisi mudik / menuju udik merupakan annual tradition di Indonesia. Ada yang bilang bahwa tradisi mudik merupakan tradisi kesukuan yang menandakan kita tidak tinggal di Indonesia, tapi kita tinggal di Purbalingga, Kebumen, Lampung, Jogjakarta, Makasar, Palembang, Purwokerto, Madura, Samarinda, Aceh dan masih banyak lagi kota lainnya. Ada rasa tidak nyaman bagi perantau yang tidak mudik pada saat lebaran.
Bagi yang jeli melihat bisnis, tentunya tradisi mudik ini akan mendatangkan uang baginya. Mulai dari jualan kipas, jualan koran bekas, jualan air mineral, buka tambal ban, jasa angkut barang, sampai para oknum yang memborong tiket dan menjualnya lagi dengan harga yang berlipat. Bahkan sebelum bulan puasa kemarin tiket kereta api kelas bisnis sudah habis terjual oleh para oknum yang tidak bertanggung jawab. Pernah beberapa tahun yang lalu, saya sedang antri di loket, untuk beli tiket, siapkan dompet, tiba-tiba terdengar pelayan loket mengatakan tiket habis. Pada saat saya kebingungan mencari tiket kereta alternatif, ada seseorang yang menawarkan tiket dan meyakinkan saya bahwa pasti dapat tempat duduk. Dia juga bilang bahwa masih ada 30 tiket lagi.
Wow, tadi katanya habis Mas, kok Mas bisa dapet tiket sebanyak itu? Dengan santai orang tersebut menjawab, yah semua juga butuh duit Mas. Ternyata dia bekerja sama dengan orang dalam. Hmm.., gitu yah. Dan dia menjual tiketnya dua kali lipat harga tiket aslinya. Kacau bener nih dunia. Yah itulah sekelumit cerita tentang orang-orang yang memanfaatkan peluang bisnis di hari lebaran. Cerita lainnya harga tiket bis, harga tiket kereta dan harga tiket pesawat pasti naik. Sebenarnya ada loh yang gratis, yakni naik sepeda kayak Mbah Surip :D
Kembali ke laptop. Menurut pengamatan saya yang sangat terbatas, tradisi mudik hanya terjadi di Indonesia. Di negara lain, tidak ada tradisi ini. Mungkin bagi pembaca yang ada di luar, bisa memastikan pengamatan ngasal saya ini. Dalam obrolan iseng dengan seorang mahasiswa, katanya tradisi mudik dilakukan untuk menunjukkan eksistensi seseorang. Ada juga yang ingin menunjukkan keberhasilannya selama merantau di negeri orang. Ada juga yang hanya untuk melepas rindu dengan sanak saudara di kampungnya. Teman-teman pasti punya alasan sendiri untuk mudik?
Cupu Kyai Panjala 2024
4 weeks ago
14 comments:
kapling dulu kang...
kapan saya bisa mudik ke tempatnya kang seno nie yah :D
PORTUGAL.. here i come!!! :D
kebetulan saiia dan keluarga termasuk yang ngejalanin ini kang... mudik... keren iia istilahnya..?!?! hueheheh... dulu, kami selalu mudik tiap taon.. (itu terjadi waktu saiia masih se'uprit) selalu di bela2in desek2n di kereta.. pengalaman tidur di bawah jok kereta.. wuiihhh seseknya pemudik... fiuhh...
laaahhh curhat.. heheh..
kang.. katanya sekarang pemerintah Jakarta melarang buat mereka2 yg mudik menggunakan motor..?!?! para bapak silahkan mudik pake motor asal ibu serta anaknya naik bis ato kereta... fiuhhh.. mas bowo satu itu... gmn iia..?!?!
oallaahhh.. nopo tokh aku ini?!??!
weww... emang kang semo di PORTUGAL?!?!?! ikuuuuuuuuuuuuuuuttt!!!
betul kang...tradisi mudik cuma dinegara kita kayaknya...n..banyak juga tingkah para pemudik yang lucu
setidaknya itu menunjukkan mereka g lupa keluarga mas
mudik? nyookkk. tapi taon ini ga isa mudik :(. musti ngurusin skripsi.
mudik untuk menunjukkan eksistensi seseorang. kalimat yg sangat tepat.
india juga ada kabarnya...
mau nggak mau harus mudik, coba lebaran di betawi.. wakaka...
dijamin kesepian... :D
Yang jelas mudik ala orang Indonesia memang Unique.
Mudik yang habis-habisan
Mudik yang pool-pool an
Habis mudik ....
habis pula uang...
Namanya juga tradisi :D
bagi saya, mudik untuk sungkem pada ortu...meski bisa juga dilakukan di waktu lain, tapi saya tak mau lewatkan yang satu ini....
tradisi yang bisa mengharukan jg bertemu dngn sanak keluarga... :D
salam kenal mas seno :D
Seperti kata Cak Win, namanya juga tradisi. Nggak ada salahnya juga
waduh kang tiket kereta wis langka. terpaksa ngebis kiye
Post a Comment
Terima kasih telah meninggalkan komentar. Secepatnya akan saya balas komentar Anda. Salam hangat.