ANA PRIVAT
Melayani privat & bimbingan belajar bagi TK, SD, SMP, SMA dan Umum.
Telp. 021-926 48 700, 021-986 70 881.
"Sahabat adalah dia yang menghampiri ketika seluruh dunia menjauh, karena persahabatan bagaikan tangan dengan mata. Saat tangan terluka, mata menangis. Saat mata menangis, tangan menghapusnya. "SELAMAT HARI PERSAHABATAN DUNIA". Kirim ini ke semua teman-temanmu yang kamu sayangi, jika AKU salah satunya, kirim balik, ya! Lihat berapa banyak kamu dapat balasan. Kalau lebih dari 7 artinya, You are loveable..." begitulah isi pesan di YMku.
Saya baru membaca pesan pada gambar hari ini, selesai sholat tarawih. Ada beberapa pesan serupa, salah satunya dari Pak Gunawan Brotosaputro (Salam Persahabatan Pak..), beliau sangat baik, ramah, suka humor tapi berwibawa. Setelah saya membaca pesan tersebut, saya terkenang sahabat-sahabat semasa saya masih SD (SD N Karang Cegak I, lulus tahun 1992). Mereka selalu membantuku di saat-saat sulit. Mereka tempat aku berkeluh kesah, tempat berbagi. Susah senang bersama.
Beranjak ke SMP, hampir saja saya tidak bisa melanjutkan ke SMP karena faktor dana. Tapi karena saya bersikeras minta melanjutkan sekolah, akhirnya orang tua saya mengijinkan saya, dengan dibantu oleh kakak-kakak saya (Mas Muchrim dan Mas Shiyam Sabarudin serta Mba Irah). Di sini saya kehilangan sahabat-sahabat ketika SD, karena yang bisa melanjutkan ke SMP hanya 4 orang (Bhekti Wibowo, anaknya Pak Guru Karyanto, Darsono, dari keluarga yang cukup terpandang, Riyatmi, Kakak-kakaknya cukup berhasil dalam pekerjaannya) yang terakhir adalah saya sendiri yang notabene dari keluarga yang sangat sederhana. Ada yang hilang ada yang datang, di SMP saya menemukan sahabat yang sangat cerdas dan baik hati (Dedy Kurniawan), orang tuanya juga menaruh perhatian yang besar terhadapku. Dedy banyak membantuku selama SMP. Sejak saya ke Jakarta saya kehilangan kontak dengan dia dan sahabat-sahabat yang lainnya.
Setelah lulus SMP, saya mendapatkan tawaran untuk bekerja di sebuah rumah makan (Kumis 008) di daerah Condet, Jakarta Timur. Karena keluarga saya sudah tak mampu membiayai saya untuk sekolah ke SMA, akhirnya saya terima tawaran itu. Saat itu usiaku baru 15 tahun, saya harus merantau, terpisah dengan keluarga, sedih rasanya. Setiap malam, menjelang tidur saya selalu ingat kampung halaman, tak jarang air mataku menetes. Namun, seorang sahabat (rekan kerja) mengingatkanku, bahwa yang dilakukan sekarang adalah untuk kebaikan saya dan keluarga, pulang hanya akan menjadi beban bagi keluarga.
Setelah kurang lebih 6 bulan, saya berusaha mencari pekerjaan lain, saya keluar dari rumah makan tersebut. Namum, ijazah SMP tidaklah berarti apa-apa, sangat sulit mencari pekerjaan. Dengan sudah payah akhirnya saya bisa bekerja di bank Unan (baca: bangunan). Terkadang di sela waktu saya mengamen. Ngebor sumur,ngecat rumah, pokoknya pekerjaan apa saja yang penting halal. Itu saya lakukan selama 5 tahun.
Hari yang panas di Jati Watingin, setelah saya membuat adukan untuk mengecor dak di sebuah bengkel, saya tak sengaja membaca iklan baris di Pos Kota. "Dicari lulusan SMP dengan NEM bagus, untuk sekolah sambil bekerja. Hub. 021-731****". Kurang lebih seperti itu bunyi iklannya. Saya hubungi nomor tersebut, dan saya disuruh menghadap pada tanggal 7 Januari 2000. Saya bingung, karena saya tak punya baju berkerah (maklumlah, adanya seragam dinas bank unan). Untungnya ada saudara sekaligus sahabat saya (Narsin) yang memberikan sebuah baju koran (banyak tulisannya) berkerah. Singkat kata saya diterima dan menetap disitu (Nilakandi, Ciledug, keluarga Bpk Yusup Murdjito).
Awal-awal saya di sana, saya sempat bimbang karena usiaku sudah 20 tahun, belum bisa membantu keluarga, sudah lupa pelajaran SMP, dan segudang persoalan lainnya. Adalah Mas Nuriman (senior saya disitu, saat itu dia sudah kuliah di IPB, sekarang sudah menjadi kepala desa di daerah Brebes), dialah yang memotivasi, mendorong dan menguatkan saya agar sekolah lagi. Akhirnya saya sekolah di SMA Yadika 6, Jurang Mangu. Sepulang sekolah saya berjualan majalah dengan menggunakan sepeda Jengky (sepedanya Oemar Bakrie). Ke sekolahpun, Jengkylah kendaraan kebanggaan saya. Singkat cerita, saya dibina dibimbing oleh keluarga Bpk. Yusup Murdjito (Salam buat ibu Pak, juga keluarga lainnya), sampai saya bisa lulus SMA kemudian melanjutkan kuliah di Universitas Negeri Jakarta, Jurusan Matematika. Tapi setelah Orientasi Pengenalan Kampus, saya harus keluar dari kampus tersebut karena saya mendapatkan beasiswa untuk kuliah di Universitas Budi Luhur, Jakarta. Saya mengambil jurusan Teknik Informatika. Di kampus ini saya menemukan sahabat-sahabat yang luar biasa baiknya, teman-teman seperjuangan. Labkom UBL.
Kalau dilihat dari cerita singkat di atas, jelaslah bahwa saya tidak bisa hidup tanpa sahabat-sahabat terbaik saya. Sangatlah besar arti sahabat. Terima kasih sahabat-sahabatku. WITHOUT YOU I AM NOTHING. Mohon maaf untuk sahabat-sahabat terbaikku yang namanya tidak tertulis di sini. Tapi jasa kalian akan selalu ku ingat dan saya berdoa semoga Allah SWT, melimpahkan rahmat-Nya ke para sahabat semuanya. Salam.
ANA PRIVAT
Jl. Maharta IV, Block A-19 No. 13, Pondok Maharta, Ciledug, Tangerang, Banten 15154. Telp. 021-926 48 700, 021-986 70 881
4 comments:
tahun '92 dharto baru masuk SD tuh..
Angga dapet banyak banget SMS tuh dari temen2
dq ndaftar jadi salah seorang sahabat mas Seno..Okkk?
without u em nothing.. it's great to know u and become ur friend..thank you
Post a Comment
Terima kasih telah meninggalkan komentar. Secepatnya akan saya balas komentar Anda. Salam hangat.